by: Atep Ridwan Syam
Di jaman serba krisis begini, kita mesti bisa mengatur keuangan. Jika tidak, wah… bisa-bisa sengsara kita. Memang sih, yang penghasilannya puluhan juta gak ngaruh-ngaruh amat. Mau BBM naik, mau rupiah jeblok. Tetap aja enjoy. Paling-paling penghasilannya turun dikit.
Tetapi sebanyak apapun kalau nggak bisa memanage keuangan pribadi alias penggunaannya ngawur, percaya deh, yang namanya si bangkrut cepat atau lambat pasti menghampiri. Cerita kayak gini kan udah banyak. Kaya sekarang, miskin bulan depan. (pengalaman pribadi kaleeee…..)
Kalau tidak bangkrut, minimal akan kelihatan konyol di depan orang banyak. Mentang-mentang lagi banyak rejeki, apapun yang di depan mata dibeli. Padahal, setelah dibeli, dipake juga nggak. Dipandangi aja di kamar sambil senyam-senyum sendiri kayak ki gendheng eh, orang gendheng. Setelah itu, 2 atau 3 hari mulai bosan. Barang tergeletak atau dilego murah. Ini banyak terjadi untuk barang-barang jenis handphone. Dulu, ada kasus petani cengkeh yang kaya tiba-tiba karena harga cengkeh naik. Dia beli kulkas paling bagus dan mahal padahal di kampungnya kagak ada listrik. Lebih konyol lagi dia tidak tau kalau kulkas untuk mendinginkan makanan atau minuman. Walhasil, tuh kulkas jadi lemari baju!! Gubrak!!
Di bawah ini adalah prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan pribadi :
1. Don’t emosional. Apalagi lihat barang bagus. Tunggu seminggu atau dua minggu. Biarkan emosi mereda dan perasaan jadi netral. Ingat, orang emosi kagak pernah bisa berpikir waras. Bukan nyindir lho…. ini juga pengalaman pribadi. Pelajaran moral pertama: selalu ada barang yang lebih baik, selalu ada stok, dan selalu ada kesempatan untuk membelinya.
2. Buat daftar umum kebutuhan. Ini penting untuk memetakan ke mana aja sebenarnya kebutuhan hidup kita. Memang sih, teori dasar kebutuhan adalah primer ; rumah, makan, dan baju. Tapi sekarang jaman kontemporer guys… Kebutuhan primer bukan hanya tiga. Itu sih primer jaman purbakala. Kalau jaman millennium begini, primer tuh bisa mobil (untuk bisnis dan kerja), pc/laptop, pda, HP. Pokoknya gadget kerja. Bisa aja rumah nomor dua. Jadi, semua kebutuhan didaftar dulu. Pelajaran moral kedua, kenali diri kita secara jujur. Kalau gak butuh sesuatu jangan jadi sok butuh.
3. Buat prioritas. Daftar sudah dibuat. Dijamin, pasti berderet-deret daftar kebutuhan kita. Iya nggak? Iya nggak? Iya nggak? nah, prioritas penting untuk mendahulukan atau mengabaikan suatu kebutuhan tertentu. Tapi jangan salah, tidak mudah lho membuat prioritas kebutuhan. Oke, ini rahasia yang saya culik dari pakar manajemen keuangan pribadi (pakarnya gue sendiri sih….-dilarang protes ya). Sebuah prioritas dibuat berdasarkan kualifikasi tertentu. Artinya, kebutuhan yang didahulukan atau diabaikan harus memenuhi kualifikasi. Caranya, buatlah kualifikasi kebutuhan menjadi :
- DIBUTUHKAN (artinya, 100% persen barang ini mempengaruhi hidup kita. Jadi, jika gak ada barang ini, matilah kita atau matilah bisnis kita. Biasanya yang kayak gini barang-barang yang sifatnya produktif seperti kamera, handycame, handphone, komputer, dan lain-lain, berikutnya adalah kualifikasi
- SEKEDAR DIBUTUHKAN (artinya, 50% barang ini mempengaruhi hidup kita. Jadi adanya memudahkan pekerjaan. Tidak adanya masih bisa diakali dengan cara lain. Misalnya kita sudah punya dua hp. Tapi merasa perlu satu hp lagi untuk memudahkan akses internet. Nah, jika dana terbatas, kita bisa memutuskan untuk menunda beli hp dan akses internet memaksakan diri jalan kaki menuju warnet).
- DIINGINKAN (artinya, 0 persen kebutuhan ini tidak mempengaruhi hidup kita. Tapi jangan salah, kebutuhan yang diinginkan inilah yang paling mempengaruhi hidup kita. Biasanya, kebutuhan jenis ini adalah kebutuhan atas barang-barang kesukaan untuk hobi sehingga memilikinya adalah nafsu. Namanya juga nafsu. Sulit sekali harus dikendalikan. Tap ya itu. Harus bisa. Pelajaran moral ketiga, gunakan akal, bukan nafsu. Kalau pun mau memuaskan nafsu, tetap pertimbangkan memuaskan nafsu dengan akal).
Oke. Tips di atas hanyalah prinsip. Jadi, bisa anda kembangkan sendir sesuai kebutuhan. Misalnya, bagian kualifikasi kebutuhan, anda bisa membuat sendir sesuai keadaan diri sendiri. Ingat, kunci dari semua ini adalah jujur pada diri sendiri karena apapun yang anda lakukan terhadap keuangan pribadi anda, tidak ada seorangpun yang peduli atau mengoreksi, apalagi sampai diaudit seperti BPK atau akuntan publik. Jadi, manage yourself financial by honesty or bangkrut!!
dikutip dari: http://toindonesia.wordpress.com/2008/06/24/prinsip-prinsip-manajemen-keuangan-pribadi/
1 Response to "Manajemen Keuangan Pribadi"
wah mantap gan.... q coba neh teori nya...
Posting Komentar